Home > Hikmah
Saat Imam Junaid al-Baghdadi Disiram Sisa Basuhan Ikan
Peristiwa yang menimpa Imam Junaid juga ulah dari para pendengki yang ingin menguji kesabarannya. Tragedi tersebut terjadi ketika hari Jumat, tepat ketika Imam Junaid berangkat ke mesjid, hendak menghadiri ibadah shalat Jumat. Tiba-tiba, sekelompok heaters yang hidup berdampingan dengannya mengeluarkan jurus jitu demi membuat Imam Junaid marah. Mereka bersekongkol menyiram Imam Junaid dengan air sisa basuhan ikan yang telah mereka siapkan. Air sisa basuhan ikan yang amis luar biasa itupun akhirnya membasahi seluruh pakaian dan badan Sang Imam. Beruntungnya, karena ia disiram tepat ketika baru keluar dari pintu rumah. Sebelum ia jauh berjalan. Sekalian pembenci menanti-nanti kondisi di mana Imam Junaid marah besar dan memaki-maki sekelilingnya secara membabi buta, tanpa henti. Namun, Imam Junaid tak akan pernah menjadi guru besar para sufi, tempat para ulama yang lain belajar tentang sabar, jika ia sendiri gagal menjadi penyabar. Imam Junaid malah tertawa terbahak-bahak mendapat perlakuan itu, seraya berkata:
من استحق النار فصولح بالماء لا ينبغي له الغضب
Artinya, “Orang yang berhak masuk neraka (seperti diriku ini), lalu mendapat rekonsiliasi dari Tuhan (melalui) siraman air basuhan ikan, jelas tidak pantas marah. Adanya justru bahagia,” ucapnya penuh girang.
Lalu, ia kembali masuk rumah dan mengganti pakaian yang basah kuyup itu dengan pakaian istrinya. Tampaknya, Imam Junaid yang zuhud lagi warak ini tidak memiliki pakaian lagi selain yang ia kenakan, sehingga harus menggantinya dan shalat jumat dengan pakaian sang istri. Muhammad Amin Al-Kurdi Al-Irbili, Tanwirul Qulub fi Mu’amalati Allamil Guyub, halaman 436). Hikmah Kesabaran Menyimak dua kisah di atas, tiada lain yang dapat mengendalikan marah selain ilmu dan ketangkasan mengambil hikmah dari setiap kejadian. Ilmu akan membuat kita selalu berbaik sangka kepada Allah, yang menciptakan kita semua dan semua yang kita perbuat. Dan, husnudhzan itulah yang mengantarkan kita mampu menjangkau hikmah dengan cepat. Tentunya, ini memerlukan latihan spiritual (riyadhah ruhiyah) yang tidak sebentar. Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam bisshawab.